Istri cerdik yang sholihatseorang calon istri, seorang perempuan, seorang akhwat, adalah juga manusia, bukan malaikat, yang tentu saja memiliki sifat manusia seperti pada umumnya.
Penyejuk mata
Penawar hati
Penajam fikiran
Di rumah dia istri dijalanan kawan
Dikala kita buntu dia penunjuk jalan
aku percaya...bahwa Istri yang baik adalah untuk suami yang baik pula, bukankah kita termasuk mukmin yang baik? Insya Allah.
Suatu saat, Aisyah ra istri terkasih Rasulullah saw bercerita kepada suaminya, tentang sebelas perempuan yang saling berjanji untuk jujur dan tidak saling merahasiakan sesuatu pun tentang tingkah laku suaminya.
Perempuan pertama berkata, “Suamiku laksana daging onta busuk yang terletak di puncak gunung.” Kita tahu, puncak gunung itu susah untuk didaki, sekalipun daging itu sudah busuk, ia tak mudah juga diambil. Maksudnya suaminya itu sangat bakhil kepada istrinya dan akhlaknya pun sangat buruk.
Perempuan kedua bercerita, “Riwayat suamiku tak dapat aku
sebutkan satu persatu. Aku khawatir berkepanjangan untuk dibicarakan.
Jika aku ceritakan, aku takut bulu kuduk yang mendengarkan berdiri semua
dan keringatnya pun menjadi bercucuran.” Ia memberi isyarat betapa
kasar dan mempunyai banyak aib suaminya itu. Cerita itu bisa membuat
pendengarnya jengkel dan mengeluarkan keringat dingin.
Yang ketiga bercerita, “Suami saya sangat cerewet. Kalau
saya bicara, ia jatuhkan thalaq. Kalau saya diam saja, ia biarkan saya
terkatung-katung.” Sang suami memang tak mau ditunjukkan kesalahannya.
Ia bisa menceraikan sang istri bila sang istri berani mengkritiknya.
Tetapi bila sang istri diam saja, ia sendiri yang akan mengalami
kesusahan.
Yang keempat menuturkan, “Suami saya ibarat hawa Tihawah. Tidak panas tapi tidak dingin, tidak menakutkan juga tidak membosankan.” Suaminya datar-datar saja.
Yang kelima berkata, “Suami saya kalau di rumah ibarat daun
si malu-malu, tetapi kalau sudah keluar rumah seperti singa dan tak
perlu ditagih apa yang dijanjikannya.” Inilah tipe suami yang malas,
cuek dan tak mau tahu urusan rumah tangga bila di rumah, tetapi bila
berada di luar rumah ia gesit dan berani.
Yang keenam berkata, “Suami saya kalau makan rakus, kalau
minum tak pernah bersisa, kalau tidur tak berganti pakaian dan tak
pernah membuka telapak tangannya supaya ketahuan penderitaannya.” Suami
tipe ini sangat suka menyimpan rahasia, ia tak ingin urusannya diketahui
orang lain dan tak mau juga menceritakan penderitaannya.
Yang ketujuh berkata, “Suami saya tukang pukul, pandir,
semua sifat jelek ada padanya. Ia suka melukai kepalamu, badanmu atau
kedua-duanya.”
Yang kedelapan berkata, “Suami saya kulitnya halus laksana bulu kelinci dan wangi laksana bunga melati.”
Yang kesembilan berkata, “Suami saya rumahnya besar,
pedangnya panjang, asap dapurnya tak pernah berhenti dan pintu rumahnya
selalu terbuka.”
Yang kesepuluh berkata, “Suamiku adalah raja, bahkan lebih
dari itu. Ia punya onta lebih banyak di kandang dan jarang keluar. Kalau
mendengar suara genderang, onta-onta itu sudah merasa akan mati.”
Maksudnya, suaminya ini sangat menghormati tamu dan selalu tersedia
jaminan bagi tamunya.
Yang kesebelas berkata, “Suamiku ibarat Abu Zar”. Siapakah
Abu Zar itu? Yaitu orang yang telinganya sarat dengan hiasan dan ototnya
kekar. Ia pandai menyenangkanku dan aku pun dapat menyenangkannya. Ia
menyusul aku ke padang rumput dengan susah payah, lalu ia berhasil
menjadikan aku memiliki kuda, onta, tepung dan penggilingan. Bila di
sisinya, aku suka berbicara dan tak pernah mencelanya. Aku enak tidur
siang dan makan dengan santai.---ini yang sesuatu banget ^_^
Begitulah rumah tangga, ia adalah kombinasi sabar dan syukur, kombinasi berbagi dan menerima, kombinasi ketergantungan dan kemandirian, kombinasi tawa dan tangis, kombinasi saling bantu dalam biduk ketentraman. Begitulah rumah tangga, skala penambahan ibadah yang tak pernah ada batasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar